Putra, A.A Ngurah Purnama (2024) Raw Material Procurement Procedure in Dry The Store in The Hotel Is Destroying Nusa Dua Bali. Diploma thesis, Politeknik Negeri Bali.
Text (Full Text)
Rama_63441_2115713105_full.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
|
Text (Cover - Bab 1, Bab 5 dan Referensi)
Rama_63441_2115713105_0020125915_0031126289_part.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (792kB) |
Abstract
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tujuan wisatawan internasional karena keragaman budayanya yang luar biasa, serta adat istiadat, suku, ras, dan bahasa yang beragam. Keanekaragaman ini memberikan Indonesia daya tarik dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara-negara lain. Beberapa pulau di Indonesia menjadi destinasi utama yang selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap tahunnya. Di antara tempat-tempat wisata di Indonesia, Pulau Bali adalah yang paling banyak dikunjungi, baik oleh wisatawan domestik maupun internasional. Bali merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Selain pantai-pantainya yang indah, Bali juga dikenal karena budayanya yang unik. Pulau ini sering dijuluki Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, dan nama-nama lainnya yang menggambarkan kekayaan budayanya. Popularitas Bali sebagai tujuan wisata terus meningkat, terlihat dari bertambahnya jumlah wisatawan, baik internasional maupun domestik, yang berkunjung setiap tahunnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali, kebutuhan akan fasilitas dan akomodasi yang memadai menjadi sangat penting. Salah satu jenis akomodasi yang diperlukan adalah hotel. Menurut Putri ( 2019), hotel adalah jenis usaha yang dikelola secara profesional, yang menyediakan layanan penginapan, makanan, minuman, dan fasilitas lainnya untuk masyarakat umum. Pertumbuhan industri perhotelan semakin cepat seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat. Hal ini tercermin dari bertambahnya jumlah hotel yang berdiri saat ini sehingga mendorong manajemen untuk berinovasi dalam mengembangkan produk yang ditawarkan. Untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang ketat, hotel perlu meningkatkan daya saingnya. Mereka harus terus berupaya meningkatkan nilai pelanggan dengan mempercepat respon terhadap permintaan tamu serta meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dalam mendukung aktivitas tersebut, hotel harus mengelola persediaan dengan efektif dan efisien. Ketepatan dalam pengadaan bahan makanan akan meningkatkan kepercayaan tamu terhadap hotel melalui konsistensi kualitas dan penyajian produk. Oleh karena itu, penerapan konsep manajemen persediaan yang baik sangat diperlukan untuk memastikan persediaan yang teratur dan stabil. Menurut (Rangkuti, 2019), manajemen persediaan yang baik adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan, dan ini dituangkan dalam kebijakan mengenai persediaan. Persediaan adalah aset vital bagi hotel karena dengan adanya persediaan, hotel dapat menjalankan aktivitas operasionalnya. Persediaan mencakup barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau diolah lebih lanjut (Rudianto, 2012:222). Oleh karena itu, setiap hotel harus mampu mengendalikan persediaan bahan baku secara optimal untuk memastikan kelancaran proses produksi. Dengan pengendalian persediaan yang tepat, hotel dapat memenuhi kebutuhan pelanggan tepat waktu dan mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan ini, hotel harus menyediakan bahan baku yang diperlukan secara akurat. Hotel perlu membuat perkiraan penyediaan bahan baku yang tepat, tidak terlalu besar atau kecil. Perkiraan yang terlalu besar dapat menyebabkan penumpukan bahan di gudang, menambah biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan atau kehilangan bahan. Sebaliknya, perkiraan yang terlalu kecil menyebabkan kekurangan bahan untuk produksi dan biaya tambahan untuk pemesanan mendadak yang mungkin lebih mahal. Oleh karena itu, pentingnya persediaan Bahan Baku di Dry Store dalam Bisnis Makanan. Dalam industri makanan, persediaan bahan baku di dry store atau gudang kering memegang peranan penting yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa persediaan bahan baku ini sangat Penting dalam menjaga kelancaran operasional dan kualitas produk. Yang pertama, Dry store adalah tempat penyimpanan untuk bahan baku non-perishable seperti tepung, gula, bumbu, dan lainnya. Memiliki persediaan yang cukup dan konsisten di dry store memastikan bahwa bahan baku utama selalu tersedia saat diperlukan. Ini mengurangi risiko terjadinya kekurangan bahan baku yang dapat mengganggu produksi dan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Yang kedua, dengan memiliki persediaan bahan baku yang terorganisir di dry store, proses produksi dapat berjalan lebih efisien. Karyawan tidak perlu terlalu sering mencari atau memesan bahan baku karena semuanya sudah tersedia dengan baik di tempat penyimpanan yang ditentukan. Hal ini memungkinkan penghematan waktu dan biaya operasional. Yang ketiga kualitas bahan baku memiliki dampak langsung terhadap kualitas produk akhir. Dry store yang teratur membantu menjaga kualitas bahan baku dengan cara mengontrol suhu, kelembaban, dan kondisi penyimpanan lainnya yang diperlukan. Bahan baku yang baik akan menghasilkan produk akhir yang konsisten dan memuaskan. Yang ke empat, persediaan bahan baku yang baik di dry store memerlukan manajemen yang efektif. Ini termasuk pemantauan terus-menerus terhadap level stok, rotasi bahan baku berdasarkan tanggal kedaluwarsa, dan perencanaan pengadaan yang tepat waktu. Manajemen yang baik akan membantu menghindari kelebihan stok yang berlebihan atau kekurangan yang tidak diinginkan. Kelima, memiliki persediaan yang memadai di dry store juga meningkatkan ketahanan bisnis terhadap fluktuasi pasar. Dengan memiliki stok yang cukup, bisnis dapat menghadapi lonjakan permintaan atau perubahan harga bahan baku tanpa harus terlalu terpengaruh secara langsung. untuk memastikan persediaan yang baik dan stabil, penerapan konsep manajemen persediaan sangat diperlukan. Persediaan umumnya dapat berupa bahan baku, bahan pendukung, atau barang jadi. Di Dry Store, persediaan terbatas pada makanan dan minuman yang digunakan sebagai bahan baku untuk dijual. Bahan baku makanan dapat dikategorikan menjadi dua jenis: perishable food (bahan makanan yang mudah rusak) seperti olahan susu, daging, sayuran, telur, dan buah-buahan, serta non-perishable food (bahan makanan yang tidak mudah rusak) seperti beras, gula, tepung, kacang-kacangan, dan makanan dalam kemasan. Dry Store merupakan tempat untuk menyimpan dan menjaga persediaan bahan baku makanan, terutama non-perishable food, agar jumlahnya tetap mencukupi tanpa mengganggu operasional hotel. Persediaan bahan makanan di Dry Store diawasi dengan cermat, termasuk pemeriksaan kedatangan barang dan masa pakai (expired date) dari setiap bahan makanan untuk mencegah kerugian dan memastikan penggunaan yang optimal. Perhatian khusus ini dilakukan oleh Storekeeper, yang bertanggung jawab memastikan keamanan dan ketersediaan bahan makanan di Dry Store. Dalam menjaga persediaan non-perishable food, storekeeper kadang-kadang menghadapi masalah tak terduga, seperti kelebihan persediaan yang menyebabkan penumpukan di Dry Store, atau lonjakan tak terduga dalam permintaan konsumen yang membuat persediaan tidak mencukupi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perhitungan yang tepat dalam pengelolaan persediaan barang. Proses pengelolaan persediaan ini mencakup perencanaan pembelian bahan makanan agar hotel dapat menghindari pemborosan biaya. Pengendalian persediaan bahan baku makanan akan memberikan dukungan yang signifikan bagi manajemen dalam menentukan jumlah pemesanan yang optimal dan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan terhadap suatu barang. Hasil wawancara awal peneliti dengan Receiving dan Storekeeper di Hotel Merusaka Nusa Dua Bali mengungkapkan bahwa periode pembelian bahan makanan untuk Dry Store dilakukan dua hingga empat kali dalam satu bulan tanpa adanya metode pengendalian persediaan bahan baku yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemilihan jumlah pemesanan hanya didasarkan pada perkiraan penggunaan barang tanpa ketetapan mengenai batas optimal untuk setiap jenis barang. Karena seringnya terjadi kebutuhan mendesak, pemesanan cenderung dilakukan dalam jumlah yang berlebihan dan fluktuatif sehingga mengakibatkan penumpukan barang yang berlebihan pada akhir periode. Berdasarkan temuan tersebut, penulis memilih untuk mengangkat topik ini dalam penelitian dengan judul “Prosedur Proses Pengadaan Bahan Baku Pada Dry Store Di Hotel Merusaka Nusa Dua Bali”.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | pengadaan bahan baku pada dry store |
Subjects: | Ilmu Ekonomi > Ilmu Manajemen > Manajemen |
Divisions: | Jurusan Administrasi Bisnis > Prodi D3 Administrasi Bisnis > Tugas Akhir |
Depositing User: | A.A Ngurah Purnama Putra |
Date Deposited: | 06 Sep 2024 02:27 |
Last Modified: | 06 Sep 2024 02:27 |
URI: | http://repository.pnb.ac.id/id/eprint/13101 |
Actions (login required)
View Item |