Kwangen

Suamba, Ida Bagus Putu (2022) Kwangen. [Video]

[img] Video
watch_v=gwifddNcKjg

Download (728kB)
Official URL: https://www.youtube.com/watch?v=gwifddNcKjg

Abstract

Kwangen berasal dari kata ‘wangi’ yang artinya ‘wangi’/’harum’/’semerbak’. Karena makna ini, kwangen dikaitkan dengan pemujaan dan upakara yadnya sebagai sarana/media mengungkapkan rasa bhakti dan megubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala manifestasinya; dan juga sebagai simbol Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri. Kwangen merupakan sarana persembahyanga atau unsur yadnya berbentuk lonjong (kojong) terbuat dari daun pisang, janur, bunga, plawa, porosan, dan uang kepeng. Benda-benda tersebut ditata sedemikian rupa membentuk sebuah kwangen dan membangun rasa indah. Secara keseluruhan kwangen merupakan simbol Ongkara, aksara suci (pranawa) melambangkan Tuhan Yang Maha Esa. Ongkara merupakan wijaksara, Ongkara disebut juga Ekaksara. Sumber-sumber yang menyebutkan kwangen, makna dan penggunaannya di dalam yadnya, antara lain: Lontar Sri jaya Kesunu, Yadnya Prakerti, dll. Pembentuk kwangen mempunyai bentuk, makna, dan fungsi. Masing-masing mempunyai makna, sbb: a. Kojong: berbentuk lonjong (dan jika ditekan nampak sebagai bentuk segi tiga), bermakna arda chadra (bentuk setengah lingkaran). b. Sampian kwangen /uras sari / kembang payas / reringgitan terbuat dari janur berbentuk cili, bermakna sebagai nada. c. Uang kepeng (pis bolong): berbentuk pipih bundar 2 biji sebagai lambang windu (nol). Uangnya sendiri juga sebagai simbol sarining manah di dalam beryadnya. d. Porosan silih-asih: terbuat dari kapur, sirih dan daun base ditata sedemikian rupa sebagai simbol Arda Nareswari. Porosan silih asih juga melambangkan dalam pemujaan terdapat hubungan bhakti dan asih. Porosan silih asih juga bisa dilihat sebagai maithun=hubungan seks antara purusa dan pradhana yang ditemukan di dalam ajaran Tantra. Maithuna bagian dari Panca Ma (Mada, Mamsa, Matsya, Mudra, Maithuna). Sedangkan sikap cakupan tangan saat menyembah bisa dikatakan sebagai bentuk sebuah mudra. Hal ini juga menandakan Siwa di Indonesia (baca: Bali) adalah juga Siwa Tantris, artinya ajaran Siwa yang dipengaruhi oleh ajaran Tantra. Porosan silih asih juga menyimbulkan Tri Murti: buah pinang: Brahma, Daun base/sirih: wisnu dan kapur: Iswara. e. Bunga dipakai seperti bunga jepun, sandat, cempaka yang segara dll. Sebagai simbul kesegaran pikiran/perasan memuja Tuhan. Keharuman bunga/kembang juga membantu menciptakan keheningan dan kekhidmatan sembahyang. f. Plawa: berwarna hijau sebagai simbul ketenangan.

Item Type: Video
Subjects: Agama dan Filsafat > Ilmu Filsafat > Filsafat Lain Yang Belum Tercantum
Divisions: Jurusan Administrasi Bisnis > Prodi D4 Manajemen Bisnis Internasional > Publikasi
Depositing User: Ida Bagus Putu Suamba
Date Deposited: 04 May 2023 02:41
Last Modified: 04 May 2023 02:41
URI: http://repository.pnb.ac.id/id/eprint/5617

Actions (login required)

View Item View Item